Nguri-Uri Budaya Jawa, Desa Bolali Ambil Peran dalam Festival Kethoprak

19 Juli 2019 00:00. Berita "KEBUDAYAAN". Dibagikan oleh AISYA RAHMAH AYU NOVANTINA. Dibaca 1,181 kali.



Klaten - Dalam rangka melestarikan budaya jawa Kabupaten Klaten menggelar festival kethoprak antarkecamatan. Kegiatan terpusat di panggung terbuka RSPD Klaten pada 15 - 19 Juli 2019. Festival kethoprak digelar setiap hari berurutan mulai pukul 19.00 WIB sampai selesai dan diikuti oleh seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten.

Setiap kecamatan diberikan waktu 7 jam untuk setiap penampilannya. Penampilan perdana, Senin, 15 Juli 2019 dari Kecamatan Klaten Selatan, Karangnongko, Jogonalan, Bayat dan Kecamatan Juwiring. Pada hari kedua, Selasa, 16 Juli menampilkan dari Kecamatan Klaten Utara, Manisrenggo, Kalikotes, Karangdowo, Prambanan dan Kecamatan Kemalang. Rabu, 17 Juli menampilkan dari Kecamatan Klaten Tengah, Trucuk, Tulung, Cawas, Karanganom dan Kecamatan Gantiwarno mengangkat cerita Kalimataya. Festival ketoprak hari keempat, Kamis, 18 Juli menampilkan dari Kecamatan Kebonarum, Ceper, Wedi, Polanharjo, Jatinom dan Wonosari. Hari terakhir festival, Jumat, 19 Juli 2019 menampilkan dari Kecamatan Ngawen, Delanggu dan Kecamatan Pedan.

(Baca Juga : Kepala Desa dan Perangkat Desa Bolali Sambut Mahasiswa KKN UNNES)

Kecamatan Wonosari membawakan lakon Labuh Tresna Sabaya Pati. Jumlah peserta dari Kecamatan wonosari sebanyak 21 orang, yang mana 3 diantaranya berasal dari Desa Bolali. Para perangkat Desa Bolali mengambil peran dalam festival kethoprak ini. Kepala Desa Bolali berperan sebagai Prajurit, Bendahara Desa berperan sebagai Tanjung Wula, dan Kasi Pemerintahan Desa Bolali berperan sebagai hantu (pocong).

Warga Kabupaten Klaten sangat antusias dalam menyambut festival kethoprak ini. Kursi penonton selalu ramai dipenuhi masyarakat Klaten dan sekitarnya, demi menikmati pertunjukan kethoprak yang tentunya sudah jarang diadakan dijaman modern ini.

Dewan Kesenian Kabupaten Klaten menyampaikan bertekad untuk meluhurkan, mengembangkan dan melestarikan seni budaya serta mempunyai semboyan nguripke (menghidupkan), ngurupke (menyalakan) dan ngirapke (menampilkan) seni budaya yang ada di Kabupaten Klaten. Dengan adanya festival kethoprak ini diharapkan diharapkan budaya ini dapat terus terjaga sehingga anak dan cucu kita dapat menikmatinya dimasa depan. 

Sumber : http://www.salfamedia.com/lestarikan-seni-budaya-26-kecamatan-di-klaten-bakal-ikuti-festival-kethoprak/ (Jati Nugraha)

 

Berita Lainnya